Sabtu, 24 Desember 2011

Pedoman Budidaya Tanaman Anggrek


PEMBIBITAN
1) Persyaratan Bibit
Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.

2) Penyebaran Biji
Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:

  • Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih. 
  • Mensterilkan biji==>Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan  berubah  warna  menjadi  kehijauan).  Kemudian  air  dibuang  dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali).
  • Penyebaran biji anggrek ==> Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.


3) Teknik Penyemaian Benih

  • Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.
  • Mempersiapkan  botol  yang  bermulut  lebar  bersih  dan  tidak  berwarna  agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.
  • Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
  • Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari  disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
  • Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:

         1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
         2. KH2PO4 : 0,25 gram
         3. MgSO47H2O : 0,25 gram
         4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
         5. Saccharose : 20 gram
         6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram
         7. MnSO4 : 0,0075 gram
         8. Agar-agar : 15–17,5 gram
         9. Aquadest : 1000 cc

  • Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper.
  • Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.

4) Pemindahan Bibit
           Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang.
          Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:
a) Urea atau ZA : 0,50 mg
b) DS, TS atau ES : 0,25 mg
c) Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg d) Air : 1000 cc

Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu jari.

Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan).

Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.

5) Pemindahan dari Pot Penyemaian
          Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.

PENGOLAHAN MEDIA TANAM
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:

  • Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi  pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
  • Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing- masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian.

TEKNIK PENANAMAN
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:

  1. Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak  merusak/merugikan  yang  ditumpangi  atau  ditempelin.  Alat  yang  dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
  2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
  3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris.

PEMELIHARAAN TANAMAN

1) Penjarangan dan Penyulaman = Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.

2) Penyiangan = Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.

3) Pemupukan = Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.
Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:

  • Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.

Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4).
Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air


  • Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.

Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air
c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)
Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.

Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
a) Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hati- hati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.
b) Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
c) Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.

Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung  bermacam-macam  unsur  yang  dibutuhkan  oleh  tanaman  juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dari  pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.

4) Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
  • Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
  • Air sumur, baik untuk menyiram karena  banyak  mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
  • Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.
  • Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik.

Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat diuraikan sebagai berkut:

  • Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.
  • Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
  • Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
  • Potongan  kulit pakis, dimana  media  ini  sukar  sekali  untuk  penyerapan  air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak.

Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.

5) Waktu Penyemprotan Pestisida
Obat-obatan/pestisida sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:
a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
c) Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu d) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu
d) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu
e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air
f)  Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air

Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:

  • Menyebarkan  obat  sekitar  pot  anggrek  dengan  mencampur  antara  obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
  • Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc  Folediol  E  605  kedalam  air  10  liter.  Kemudian  pot  tanaman  anggrek direndam dalam  larutan  tersebut  selama  beberapa  waktu  dan  diulang  satu minggu sekali.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More